Kattoen, brand lokal asal Malang, Jawa Timur, mengungkapkan kisah dramatis bangkit dari kebangkrutan.
“Waktu awal 2015 sampai 2017, kami sudah kesulitan dari sisi penjualan. Kami baru bisa hidup kalau ikut event. Hidup kami di event. Kalau tidak ikut event, bangkrut,” ungkap Rizky, pemilik Kattoen, dalam keterangan tertulis yang diterima Investor Daily, Kamis, 21 Oktober 2021.
Di tengah kondisi yang semakin sulit, menurut Rizky, tepatnya pada November 2017, Kattoen mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Tidak ada modal lagi untuk melanjutkan bisnisnya. Namun, Kattoen mempunyai kewajiban yang tetap harus dipenuhi. Rizky berusaha mencari solusi. untuk menguatkan diri. Dia kemudian mencari cara untuk bangkit dari informasi di internet.
Dari situ, Rizky melihat berbagai macam penawaran, salah satunya adalah internet marketing. “Saya memberanikan diri untuk belajar online. Saya cuma mempunyai waktu belajar satu bulan. Desember awal saya mulai belajar, 2018 langsung saya mempraktikkan,” tutur dia.
Belajar dari kegagalan sebelumnya, menurut Rizky, Kattoen menyadari sebagian besar konsumennya berasal dari luar Kota Malang. Konsumen Kattoen tersebar di berbagai kota di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Meski tidak banyak, pelanggan mereka juga ada yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura.
Kattoen mencapai puncak tertingginya pada 2019. Tapi, Kattoen kembali harus berjuang akibat pandemi Covid-19 pada Agustus 2020. Penjualan yang awalnya lebih banyak melalui website, lalu beralih ke marketplace.
Kattoen beruntung masih dapat bertahan dengan mengandalkan bisnis kaos polos. Mereka mengamati setiap konsumen yang membeli produknya, kemudian menjadikannya sebagai peluang baru.
“Sebagian besar orang yang membeli dari kami karena untuk mengoleksi warna,” ungkap Rizky.
Seperti dilansir dari @kattoen, brand lokal ini masih terus berinovasi dengan produk yang ditawarkannya. Brand lokal asal Malang ini akan membuat produk yang eksklusif, hanya mereka yang memiliki produk tersebut.
“Kami mengeluarkan series 5 sampai 10 warna. Tapi hanya kami yang menjual,” beber dia.
Sebagian besar orang mengenal Kattoen lewat event. Kattoen, brand lokal asal Malang, sukses menjalankan bisnis clothing line. Istilah clothing line bukan hal yang asing di telinga masyarakat. Terutama bagi yang mengikuti perkembangan fashion. Di Indonesia, industri fashion terus berkembang dan banyak brand luar negeri yang berinvestasi di bidang ini. Sehingga banyak anak muda yang menggeluti bidang ini sebagai bisnis, salah satunya adalah Kattoen.
Nama Kattoen muncul dari ketidaksengajaan. Sebelum memiliki nama besar seperti sekarang, ada perjuangan luar biasa yang dilalui sang owner. Kisah ini bisa menjadi inspirasi anak muda yang sedang membangun bisnis dan ingin memajukan produk lokal.
Kattoen memulai bisnisnya dengan tujuan agar orang lain bisa membuat brand dengan lebih mudah. Mereka memilih kaos polos sebagai produk utamanya. Awalnya mereka belum terpikir soal nama. Namun kemudian tercetus nama Kattoen setelah hampir setahun berjalan. Nama tersebut kini sudah terdaftar di HAKI.
Setelah berjalan dua tahun, Kattoen memberanikan diri membuat event berskala kecil di Malang Town Square. Brand kaos polos ini kemudian dikenal berkat sering mengikuti event. Namun sayangnya bisnis mereka jadi sangat bergantung pada event yang diadakan.